Dalam sebuah hubungan kita selalu memiliki ekspektasi tertentu pada orang lain. Ekspektasi pada pasangan, tetangga, rekan kerja, atasan, maupun anak buah.
Namun, kenyataannya, tidak semua ekspektasi itu terpenuhi dengan baik.
Kita mengharap orang lain melakukan ini dan itu karena menurut kita, itu yang harusnya mereka lakukan. Tetapi, karena sesuatu hal, mereka tidak melakukan seperti yang kita harapkan.
Entah karena tidak mau, tidak bisa, tidak tahu dan banyak lagi.
Malah nggak jarang, semakin disuruh, semakin nggak dilakukan. Endingnya, kita sendiri yang stres.
Pernah mengalami seperti ini?
Jika kamu pernah ‘terjebak’ dalam situasi seperti ini, kamu perlu ingat satu hal, bahwa kamu tidak bisa merubah orang lain, kecuali mereka mau berubah.
Jadi, daripada kamu stres berlarut-larut mengharap ‘kesadaran’ mereka untuk berubah, cobalah mengubah dirimu sendiri.
Mengubah diri sendiri ini maksudnya, mengubah cara pandangmu pada mereka dan…cara kamu memperlakukan mereka.
Ibaratnya dalam sebuah pertandingan sepak bola. Kalau hasil undian ternyata kita harus menghadapi Juventus atau Barcelona, masa iya sih kita minta panitianya ngganti hasil undiannya.
Selain nggak etis, nggak mbois juga toh.
Opsinya tinggal, kita mengubah strategi permainan kita kan?
Sama halnya dengan menghadapi orang-orang sulit yang kerap menyulitkan hidupmu. Bukan mereka yang harus berubah, kamu yang berubah.
Ubah cara pandangmu, ubah strategimu, ubah pendekatanmu.
We don’t change people, we change how we play the game.
Ini yang, kalau istilah istri saya, bermain strategis.
Daripada kita yang pusing tujuh keliling, ngresulo, sambat, dan berharap kesadaran mereka berubah, ya sudah…kita aja yang ubah ‘cara main’ kita.
Originally published at https://simpleprima.blogspot.com.