Ini Manfaat Riset Saat Menulis Artikel Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Sebagai seorang lifestyle blogger alias blogger gado-gado, saya jarang banget melakukan riset saat membuat blog post. Karena sebagian besar apa yang saya tulis berdasarkan pemikiran dan pengalaman pribadi, so it was easier and more convinient for me to just write it down and publish.
Namun, semenjak saya diajak join di salah satu job blogger, mindset saya tentang blog dan menulis mulai bergeser. Ya, pengalaman pertama ikutan meliput even dan terima cuan itu bisa dibilang sebagai titik balik saya dalam menyikapi blog saya.
Saya yang dulunya ngeblog suka-suka, kini mulai mau sedikit repot dalam menulis artikel dan printilan-printilan lainnya. Hal-hal sederhana seperti lebih hati-hati dengan saltik, struktur blog, hingga penggunaan infografis agar isi blog post saya lebih mudah dipahami.
Dulu juga pakai sih infografis, tapi ya hanya untuk artikel-artikel lomba. Biar mencuri perhatian dewan juri gitu maksudnya. Cuman beberapa kali ikut lomba blog, kebetulan baru sekali masuk 3 besar.
Nah, sejak dapat job ngeblog saya mulai melihat potensi blog sebagai jalur rezeki saya. Karenanya, saya mulai mencoba lebih serius menggarap blog saya. Mulai persiapan-persiapan saat menulis, eksekusi menulis hingga printhilan lainnya seperti promosi konten, optimasi SEO On Page, dll.
Guess what, selain ada kepuasan pribadi ketika berhasil menyelesaikan sebuah artikel berkualitas (at least compared to my previous ones) saya juga belajar dan bertumbuh dalam prosesnya.
Kalau selama ini Mbak Rey menggunakan slogan sharing is caring untuk memaknai blog, maka kalau saya memaknainya sebagai learning for sharing. Karena sebelum share anything, saya perlu mempelajari dan memahami (lebih baik lagi bila mempraktikkan juga) topik yang mau saya share.
Kan ya lucu tapi nggak lucu toh kalau share something we don’t know about.
Kesimpulan
Belajar, tuliskan, bagikan. Mungkin itulah cara saya memaknai blog saat ini. Bagaimana denganmu?